Solusi Sempurna Tuhan
Pengarang Ray Stedman menulis tentang Mesias yang dijanjikan Tuhan :”Dari sejak awal Perjanjian Lama, ada sebuah atmosfer pengharapan, seperti suara langkah kaki yang semakin mendekat, ,"seseorang akan datang !"
Pengharapan itu semakin meningkat lewat nubuat-nubuat yang diucapkan para nabi, "..seseorang akan datang !”
Para nabi di jaman dahulu telah menubuatkan bahwa seorang mesias akan datang dan menjadi penebus dosa yang sempurna bagi Tuhan dan Mesias ini dapat memenuhi rasa keadilan Tuhan. Manusia sempurna ini layak untuk mati bagi kita.
Menurut penulis Perjanjian Lama, satu-satunya alasan Yesus layak untuk mati bagi kita adalah karena Ia menjalani kehidupan yang sempurna secara moral tanpa dosa. Sangat sulit untuk mengerti bagaimana kematian Yesus dapat membayar seluruh dosa-dosa kita. Mungkin analogi hukum dapat menjelaskan bagaimana Yesus menjawab dilema antara Kasih Tuhan yang Sempurna dengan Keadilan.
Bayangkan engkau memasuki sebuah ruang pengadilan, bersalah atas tuduhan pembunuhan (engkau mempunyai masalah serius). Sambil menghampiri bangku terdakwa, engkau menyadari bahwa hakim pengadilan itu adalah ayahmu sendiri. Mengetahui bahwa ia mengasihimu, segera engkau memohon, ”Ayah, lepaskan aku!” ayahmu merespon,” aku mengasihimu nak, tapi aku adalah seorang hakim. Aku tidak bisa melepaskanmu begitu saja.” Dia terluka............
Akhirnya ia memukul palu pengadilan dan menyatakan bahwa engkau bersalah. Keadilan tidak dapat dikompromikan, paling tidak oleh seorang hakim. Namun karena ia mengasihimu, dia turun dari kursi, melepas jubah hakimnya dan menawarkan untuk membayar hukuman bagimu, bahkan ia menggantikanmu di kursi listrik.
Adegan inilah yang dilukiskan oleh perjanjian baru. Tuhan turun dari tahtaNya kedalam sejarah umat manusia dalam rupa Yesus Kristus dan pergi ke kursi listrik (baca : salib) menggantikan kita, untuk kita. Yesus bukanlah sekedar pihak ketiga yang menerima cambukan kita, dan membuang dosa-dosa kita. Namun Ia adalah Tuhan sendiri. Taruhlah seperti ini, Tuhan memiliki dua pilihan : untuk menghakimi dosa kita atau untuk menanggung dosa kita dengan menjalani penghukuman bagi kita. Di dalam Kristus, ia memilih yang kedua.
Walaupun Bono tidak menganggap dirinya sebagai seorang teolog, namun dia dengan akurat menyatakan alasan kematian Yesus : maksud kematian Yesus adalah : Ia menanggung dosa seluruh dunia, sehingga apa yang telah kita tabur, tidak kita tuai, Itulah artinya. Hal itu seharusnya membuat kita menjadi rendah hati. Bukan karena perbuatan baik kita yang membawa kita ke surga.
Yesus tidak berkata bahwa Ia adalah sebuah jalan kepada Tuhan. Dia berkata Dialah satu-satunya Jalan itu, dan bahwa kematianNya adalah satu-satunya solusi bagi dosa kita (Yoh 14:6). Mereka yang percaya bahwa semua agama sama menolak mengakui bahwa kita memiliki masalah dosa. Mereka menolak untuk menerima perkataan Kristus dengan serius. Mereka berkata bahwa kasih Tuhan dapat menerima kita semua, tanpa melihat apa yang telah kita lakukan.
Mungkin Hitler layak menerima penghakiman, mereka beralasan, tapi tidak bagi mereka yang hidup “dengan baik”. Hal itu seperti mengatakan bahwa Tuhan memberikan nilai bagi setiap manusia, dan siapa yang mendapat D- atau lebih baik, dapat masuk ke surga. Namun hal ini membawa sebuah dilema. Seperti yang telah kita lihat, dosa adalah lawan absolut dari karakter kudus Tuhan. Karenanya walaupun kita melawan Ia yang menciptakan kita, Ia masih tetap mengasihi kita hingga mau mengorbankan AnakNya yang tunggal bagi kita. Pemberontakan kita seperti meludah wajahNya. Apakah itu perbuatan baik, agama, meditasi ataupun karma, tidak ada yang dapat membayar dosa-dosa kita.
Menurut teolog RC Sproul, hanya Yesus sendiri yang dapat melunasi hutang-hutang kita. Dia berkata, semua orang dapat memberikan nasehat-nasehat yang baik, tapi tidak ada satupun dari orang tersebut yang layak menjadi penebusan bagi dosa-dosa kita....hanya Kristus yang layak untuk menerima pelayanan dan pengabdian kita.
Kasih Karunia yang tidak Layak
Istilah Alkitab untuk mendeskripsikan pengampunan gratis Tuhan lewat kematian Kristus adalah Kasih Karunia. Apabila belas kasihan menyelamatkan kita dari hukuman yang seharusnya kita terima, maka kasih karunia Tuhan memberikan kepada kita apa yang tidak layak kita terima. Mari kita lihat sejenak bagaimana Kristus melakukan sesuatu bagi kita yang tidak bisa kita lakukan bagi kita sendiri.
-->
Sebuah Tahap Kosmik Yang Baru
Kehidupan baru yang didapat akibat menerima Kristus dan kematianNya disebut “hidup kekal”. Sebuah kehidupan yang diampuni dan berubah adalah sesuatu yang dapat diperoleh ; hal ini bahkan menjadi tema utama banyak film dan biografi.
Memikirkan kehidupan setelah kematian adalah sebuah konsep kebebasan yang kuat, Hal itu juga membawa ketakutan akan hal-hal yang tidak diketahui. Seperti apakah surga itu sebenarnya ? Apakah disana kita akan kehilangan identitas dan kebebasan kita? Apakah kediaman kita adalah sebuah awan cumulus yang tebal? Apakah kita akan bosan disana ?
CS Lewis mengetahui bahwa kebangkitan Yesus telah membuka sebuah babak baru yang radikal dalam skema kosmik alam semesta. Lewis juga menyediakan sebuah analogi yang menolong kita untuk mengerti tentang kehidupan kekal. Ia menyatakan bahwa jika seorang anak kecil diberi tahu bahwa tindakan seksual adalah kesenangan badani yang tertinggi, dia mungkin akan bertanya apakah engkau sedang memakan coklat. Jika engkau berkata tidak, anak itu akan berpikir bahwa bahwa seksualitas adalah sesuatu yang negatif, sesuatu yang “kurang coklat”. Dia akan melihat seksualitas sebagai sesuatu yang tidak menarik, padahal tidak seperti itu. Jadi, kata Lewis, kita akan melihat konsep kita mengenai surga dan kehidupan yang kekal dalam cara pandang yang negatif, walaupun tidak demikian sebenarnya.
Dr Randy Alcorn yang menghabiskan 25 tahun meneliti ayat-ayat alkitab tentang surga dan telah mengajar banyak seminar mengenai hal ini menyediakan sebuah pengetahuan yang mencerahkan mengenai kehidupan setelah kematian dalam bukunya “Heaven”. Alcorn mendeskripsikan bahwa surga adalah “terang, menggetarkan dan sebuah bumi yang baru, bebas dari dosa, penderitaan dan kematian, meluap dengan hadirat Kristus, penuh dengan keindahan natural dan kekayaan budaya umat manusia seperti yang diinginkan Tuhan.”
Alcorn membandingkan pengalaman kita di surga dengan imajinasi seorang anak kecil yang tidak dikekang. Kita akan menjadi “manusia sejati dengan tubuh yang sejati, menikmati hubungan yang dekat dengan Tuhan dan sesama, makan, minum, bekerja, bermain, bepergian, dan menyembah” walaupun Alcorn mendasarkan pandangannya pada beberapa ayat, satu ayat meringkas semua itu : Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 korintus 2:9)
- Tuhan mengasihi kita dan menciptakan kita untuk bergaul denganNya.
- Kita diberi kebebasan untuk menerima atau menolak hubungan tersebut.
- Dosa dan pemberontakan kita melawan Tuhan dan hukumNya telah menciptakan sebuah dinding pemisah antara Dia dan kita.
- Walaupun kita layak menerima penghukuman kekal, Tuhan telah membayar lunas semuanya lewat kematian Yesus yang menggantikan kita, membuat hidup kekal bersama dia menjadi mungkin.
Bono memberikan kepada kita perpektifnya mengenai Kasih Karunia.
“Kasih Karunia tidak sesuai dengan logika dan dalih. Ketika penghukuman menghampiri, Kasih menyela. tentu saja jika engkau mengizinkannya. Bagiku hal itu adalah sebuah kabar baik karena aku telah melakukan banyak hal yang bodoh...aku akan mengalami masalah besar jika Karma yang pada akhirnya menjadi hakimku...hal ini tidak berarti membuat aku menyangkal dosa-dosaku, namun aku berpegang pada kasih karunia. Aku menerima bahwa Yesus menanggung dosaku dan membawanya ke kayu salib, karena aku tahu siapa diriku, dan aku harap aku tidak perlu bergantung kepada keagamaanku.”
Sekarang kita mengetahui gambaran tentang rencana Tuhan tentang masa yang akan datang. Namun masih ada satu hal yang kurang. Menurut Perjanjian Baru, setiap dari kita harus merespon karunia gratis yang ditawarkan oleh Yesus kepada kita. Dia tidak akan memaksa kita untuk menerimanya.