Monday, February 23, 2009

Perjalanan Panjang Mencari Arti Hidup

--> Pada Februari 2006, Majalah musik Rolling Stone menurunkan berita utama dengan judul “The Passion of Kanye West” yang menampilkan pemenang Grammy Kanye West dengan sebuah mahkota duri dikenakan di kepalanya. Gambar tersebut adalah sebuah parodi dari peran Jim Caviezel sebagai Yesus dalam film The Passion Of Christ.

Walaupun Kanye West dikenal karena sikapnya yang urakan, Namun sebuah kecelakaan fatal yang dialaminya pada tahun 2002 membuat ia mulai mencari arti kehidupan. Dalam lagu hitsnya,”Jesus Walks,” West menyatakan bahwa ia mengalami sebuah pergumulan batin karena dosa-dosanya telah membuat ia jauh dari Tuhan, walaupun begitu, ia mengatakan bahwa ia masih memerlukan Yesus. Beberapa bait syair dalam lagu rapnya menunjukkan pergumulan West :
Aku disini tidak ingin berdebat mengenai bagaimana wajahNya…Atau untuk membuat seorang ateis menjadi seorang percaya…Aku hanya menyatakan seperti sekolah membutuhkan guru-guru…Dan seperti Kathy Lee membutuhkan Regis, demikianlah kita semua butuh Yesus…Dan aku rasa tidak ada satu halpun yang bisa kulakukan untuk membersihkan dosaku….Yesus berjalan bersamaku.. bersamaku …bersamaku.... Aku ingin berbicara kepada Tuhan, tapi aku takut karena kami sudah tidak berbicara satu sama lain begitu lama”


Bagi West, Yesus nyata, tapi ia merasa belum perlu berhubungan dengan Tuhan. Jika Yesus adalah pribadi yang sama seperti yang dikatakanNya, Pencipta dunia ini, maka kita bisa berharap bahwa Ia relevan dengan kehidupan kita. Bahkan Yesus berkata bahwa ia datang untuk memberikan kepada kita kehidupan yang jauh melampaui mimpi terhebat kita. Jika itu benar, kita juga bisa berharap untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita yang paling dalam :Siapakah aku ?Mengapa aku ada di dunia ini ? Kemanakah aku akan pergi setelah mati ?
Siapakah aku” adalah sebuah pertanyaan yang tanpa terduga menghampiri pemenang Oscar Jack Nicholson. Diabaikan oleh ayahnya ketika ia masih seorang balita, Nicholson dituntun untuk percaya bahwa neneknya adalah ibunya dan ibunya adalah kakak perempuannya. Dia tumbuh dengan mempercayai cerita yang dibuat oleh mereka hingga ia berumur 37 tahun ketika wartawan majalah TIME mengungkap kebenarannya. Merasa kecewa, Nicholson mencari identitas diri dalam kesenangan dunia—hidup untuk saat ini. Dia menyatakan,”Aku menolak semua agama yang mapan. Agamaku pada dasarnya adalah untuk hidup di saat ini, waktu sekarang…aku iri dengan orang-orang beriman…aku berdoa kepada sesuatu..di atas sana..hal itu sesuatu yang manusiawi aku rasa.”
Madonna tergoda untuk menjawab pertanyaan, ”Mengapa aku ada di dunia ini ?” dengan cara menjadi seorang diva. Ia mengakui,”Ada masanya dimana aku kira kemashyuran, kekayaan dan pengakuan publik akan memberikanku kebahagiaan. Namun suatu hari, engkau bangun dan menyadari bahwa itu tidak benar…aku masih merasa ada sesuatu yang hilang…Aku ingin mengetahui arti kebahagiaan sejati yang abadi dan cara untuk menggapainya.”
Yang lain, bahkan telah menyerah untuk mencari arti kehidupan. Kurt Cobain, vokalis band grunge Nirvana, mengalami keputusasaan pada saat ia berusia 27 tahun dan pergumulan itu membawa ia kepada tindakan bunuh diri yang tragis. Kartunis Ralph Barton juga menemukan hidup yang tiada arti dan melakukan hal yang sama. ia meninggalkan catatan bunuh diri sebagai berikut :
Aku mengalami beberapa masalah, banyak teman, kesuksesan, aku sudah berkali-kali berganti istri, berkunjung ke negara-negara yang ada di dunia, Namun aku berakhir dengan usaha keras menciptakan hal-hal semu untuk memenuhi hariku.”


Pascal, Filsuf besar Perancis, percaya bahwa perasaan kosong yang kita alami semua hanya dapat dipenuhi oleh Tuhan. Dia berkata,”Ada ruangan kosong yang diciptakan Tuhan didalam hati setiap manusia yang hanya dapat dipenuhi oleh Yesus,”
Jika Pascal benar, maka kita bisa berharap bahwa Yesus bukan hanya dapat menjawab pertanyaan kita, namun juga dapat memberikan harapan untuk hidup setelah kematian. Apakah mungkin ada arti dalam hidup ini tanpa Tuhan? Tidak menurut atheis Bertrand Russel yang menulis,”kecuali engkau mengasumsikan adanya Tuhan, maka pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan menjadi tidak berarti.”
Russel berakhir dengan “membusuk” di kuburan. Di bukunya, “Why I am not a Christian” Russel menolak segala sesuatu yang dikatakan oleh Yesus tentang kehidupan, termasuk janji akan kehidupan kekal. Tapi jika Yesus benar-benar mengalahkan kematian seperti yang diceritakan oleh para saksi mata, maka Ia sendiri pasti dapat memberitahukan kepada kita apa arti kehidupan yang sesungguhnya dan dengan demikian menjawab pertanyaan,”Kemana aku pergi setelah mati?”

Untuk mengerti bagaimana perkataan, kehidupan dan kematian Yesus dapat memberitahu identitas kehidupan kita, maka kita harus mengerti apa yang Ia katakan tentang Tuhan, diri kita dan diriNya.


Jadi, siapakah Tuhan sebenarnya ? klik disini

No comments:

Post a Comment